10 Jenis Manajemen Inventory dalam Bisnis E-commerce

Inventory, atau stok barang, adalah aset yang sangat penting dalam bisnis e-commerce.

Pengelolaan inventory yang efektif dapat memengaruhi profitabilitas, kepuasan pelanggan, dan pertumbuhan bisnis secara keseluruhan.

Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan peran inventory dalam bisnis e-commerce, tantangan yang mungkin dihadapi, serta strategi efektif untuk mengelolanya.

Peran Inventory dalam Bisnis E-commerce

inventory - media desty (1)

1. Memenuhi Permintaan Pelanggan

Inventory adalah sumber barang atau produk yang tersedia untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Dalam bisnis e-commerce, pelanggan berharap produk yang mereka pesan tersedia dan dapat dikirim dengan cepat.

Oleh karena itu, memiliki inventory yang memadai adalah kunci untuk memuaskan pelanggan.

2. Menghindari Kehilangan Peluang Penjualan

Tidak memiliki inventory yang cukup dapat berarti kehilangan peluang penjualan.

Pelanggan mungkin akan mencari produk yang mereka inginkan di tempat lain jika tidak tersedia di toko online kamu.

Hal ini dapat berdampak negatif pada pendapatan dan reputasi bisnis.

3. Efisiensi Operasional

Inventory yang efisien dapat membantu dalam mengoptimalkan proses operasional.

Ini termasuk pengelolaan persediaan, pengelolaan stok minimum dan maksimum, serta perencanaan pengiriman.

Dengan mengelola inventory dengan baik, bisnis dapat menghemat waktu dan biaya operasional.

Jenis Strategi Manajemen Inventory E-commerce

logistik di dunia bisnis digital - media.desty.app (2)

Dalam bisnis e-commerce, strategi manajemen inventory adalah kunci untuk mengoptimalkan persediaan produk, memenuhi permintaan pelanggan, dan meningkatkan profitabilitas.

Berikut adalah beberapa jenis strategi manajemen inventory yang umum digunakan dalam e-commerce:

1. Just In Time (JIT) Inventory Management

JIT adalah pendekatan di mana stok barang dipesan hanya ketika ada permintaan nyata.

Ini membantu menghindari overstocking dan mengurangi biaya penyimpanan.

Namun, ini juga memerlukan pemenuhan pesanan yang tepat waktu dan dapat menjadi rentan terhadap ketidaktersediaan produk jika ada gangguan pasokan.

2. Manajemen Persediaan Berdasarkan Permintaan (Demand-Based Inventory Management)

Dalam pendekatan ini, persediaan dipantau dan diisi ulang berdasarkan permintaan pelanggan yang sebenarnya.

Analisis data digunakan untuk memprediksi tren permintaan dan menjaga stok sesuai dengan kebutuhan.

3. Manajemen Persediaan Berbasis Musim (Seasonal Inventory Management)

Bisnis e-commerce yang menjual produk yang dipengaruhi oleh musim (seperti pakaian musim panas/musim dingin) harus memiliki strategi manajemen persediaan berbasis musim.

Ini melibatkan perencanaan persediaan yang tepat untuk mengakomodasi fluktuasi permintaan selama musim tertentu.

4. Manajemen Persediaan Multi-Lokasi (Multi-Location Inventory Management)

Bisnis e-commerce yang memiliki beberapa lokasi penyimpanan (gudang, pusat distribusi) perlu mengelola persediaan di berbagai lokasi dengan efisien.

Ini membantu dalam memenuhi pesanan dengan cepat dan mengurangi biaya pengiriman.

5. Manajemen Persediaan Konsinyasi (Consignment Inventory Management)

Dalam model konsinyasi ini, pemasok masih memiliki kepemilikan barang hingga barang itu benar-benar terjual.

Ini mengurangi risiko overstocking dan pemotongan harga barang yang tidak terjual.

6. Manajemen Persediaan Tertunda (Dropshipping)

Dalam model dropshipping, bisnis e-commerce tidak perlu menyimpan stok barang.

Sebaliknya, produk dikirimkan langsung oleh pemasok kepada pelanggan setelah pesanan diterima.

Ini mengurangi biaya penyimpanan dan risiko overstocking, tetapi perlu mengandalkan pemasok untuk menjaga kualitas dan ketersediaan produk.

7. Manajemen Persediaan Berdasarkan ABC (ABC Inventory Management)

Dalam pendekatan ini, stok barang dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan nilai relatifnya: A (tinggi), B (sedang), dan C (rendah).

Manajemen lebih intens dilakukan pada kategori A yang memiliki nilai tinggi, sementara kategori C yang memiliki nilai rendah mungkin memiliki siklus pengisian ulang yang lebih lambat.

8. Manajemen Persediaan dengan Teknologi (Technology-Driven Inventory Management)

Penggunaan perangkat lunak manajemen persediaan yang canggih dan analitik data memainkan peran penting dalam manajemen persediaan e-commerce modern.

Ini memungkinkan pemantauan real-time, analisis permintaan, dan perencanaan pengadaan yang lebih efisien.

9. Manajemen Persediaan dengan Multi-Channel (Multi-Channel Inventory Management)

Bisnis e-commerce yang menjual melalui beberapa saluran (seperti toko online, marketplace, dan toko fisik) perlu mengelola persediaan di semua saluran tersebut secara terintegrasi untuk menghindari masalah overstocking atau understocking.

Terkadang bisa disebut juga dengan omnichannel.

10. Manajemen Persediaan dengan Perencanaan Tertentu (Periodic Replenishment)

Dalam model ini, stok barang diisi ulang pada interval waktu tertentu berdasarkan perencanaan, bukan berdasarkan permintaan aktual.

Ini cocok untuk bisnis dengan produk yang memiliki permintaan yang stabil.

Strategi manajemen inventory yang tepat akan sangat tergantung pada jenis produk yang dijual, pola permintaan, dan sumber daya yang tersedia.

Penting untuk terus memantau dan mengevaluasi kinerja strategi ini serta menyesuaikannya sesuai dengan perubahan dalam bisnis e-commerce kamu.

Tantangan dalam Pengelolaan Inventory E-commerce

mencari produk di warehouse - media.desty.app (2)

Meskipun penting, pengelolaan inventory dalam bisnis e-commerce tidak selalu mudah. Berikut beberapa tantangan yang mungkin dihadapi:

1. Overstocking atau Understocking

Salah satu masalah umum adalah kelebihan stok (overstocking) atau kekurangan stok (understocking).

Overstocking dapat mengikis margin keuntungan karena barang harus disimpan lebih lama, sementara understocking dapat mengakibatkan kehilangan peluang penjualan.

2. Perubahan Permintaan yang Cepat

Dalam e-commerce, permintaan pelanggan dapat berubah dengan cepat, terutama selama periode promosi atau perubahan tren.

Memprediksi perubahan ini dengan akurat bisa menjadi tantangan.

3. Biaya Penyimpanan

Penyimpanan inventory fisik dapat menghasilkan biaya tambahan, seperti penyewaan gudang, asuransi, dan biaya pemeliharaan.

Biaya ini dapat mengurangi profitabilitas bisnis.

4. Peredaran Produk yang Cepat Kadaluarsa

Jika bisnis menjual produk yang memiliki tanggal kadaluarsa, seperti makanan atau kosmetik, manajemen inventory harus sangat hati-hati untuk menghindari peredaran produk yang kadaluarsa.

5. Pelacakan yang Tepat

Pelacakan inventory yang tepat sangat penting.

Kesalahan dalam menghitung atau mencatat stok dapat menyebabkan masalah seperti kehilangan barang atau kesulitan mengidentifikasi barang yang perlu diisi ulang.

Strategi Efektif untuk Mengelola Inventory dalam Bisnis E-commerce

nomor resi - media.desty.app (1)

Berikut beberapa strategi efektif yang dapat membantu kamu mengelola inventory dengan lebih baik dalam bisnis e-commerce:

1. Manajemen Persediaan yang Otomatis

Gunakan perangkat lunak manajemen persediaan yang otomatis untuk mengoptimalkan pengelolaan stok.

Perangkat ini dapat membantu dalam memprediksi permintaan, mengelola persediaan minimum dan maksimum, dan mengirimkan pemberitahuan saat stok mendekati batas tertentu.

Untuk mengatur inventory, kamu juga bisa pakai platform omnichannel seperti Desty.

Dengan platform ini, maka mengatur keluar masuk barang, integrasi stok, dan berbagai hal lainnya bisa lebih mudah dilakukan.

2. Analisis Data dan Prediksi Permintaan

Manfaatkan data penjualan historis dan tren pasar untuk menganalisis dan memprediksi permintaan masa depan.

Ini dapat membantu dalam perencanaan pengadaan dan menghindari overstocking atau understocking.

3. Pembaruan Reguler Produk

Pembaruan produk secara berkala, terutama jika bisnismu menjual produk dengan siklus hidup yang pendek.

Hal ini akan membantu dalam menjaga produk segar dan menghindari peredaran produk yang kadaluarsa.

4. Integrasi dengan Pemasok

Integrasikan sistem inventory dengan pemasok atau distributor untuk pemenuhan stok yang lebih efisien.

Dengan menghubungkan sistemmu dengan pemasok, kamu dapat memantau stok secara real-time dan melakukan pesanan dengan lebih cepat.

5. Audit dan Pelacakan yang Teratur

Lakukan audit dan pelacakan inventory secara teratur untuk memastikan akurasi.

Ini melibatkan pemeriksaan fisik stok dan pembandingan dengan catatan sistem.

Dengan menjaga akurasi inventory, kamu dapat menghindari masalah yang tidak perlu.

6. Diversifikasi Pemasok

Tergantung pada satu pemasok saja dapat berisiko jika ada gangguan pasokan.

Pertimbangkan untuk bermitra dengan beberapa pemasok untuk mengurangi risiko ketidaktersediaan produk.

7. Promosi dan Penjualan Terencana

Rencanakan promosi dan penjualan dengan cermat sehingga kamu dapat memprediksi lonjakan permintaan dan mempersiapkan stok dengan cukup waktu.

8. Evaluasi Kinerja dan Biaya

Selalu evaluasi kinerja inventory dan biaya yang terkait.

Pastikan bahwa inventory mendukung tujuan bisnismu dan tidak menguras sumber daya yang tidak perlu.

***

Inventory adalah elemen kunci dalam bisnis e-commerce.

Pengelolaan inventory yang efektif dapat memengaruhi kesuksesan bisnis secara keseluruhan.

Dengan mengikuti strategi yang tepat, memanfaatkan teknologi, dan memahami tantangan yang mungkin dihadapi, kamu dapat mengoptimalkan pengelolaan inventory dan mencapai kepuasan pelanggan serta profitabilitas yang lebih tinggi.


Jika kamu ingin membaca lebih banyak artikel tentang e-commerce, manajemen bisnis digital, dan strategi pengembangan bisnis, kunjungi Media Desty. Follow juga media sosial desty di Instagram, TikTok, YouTube, dan Twitter.

Ryan Achadiat
Ryan Achadiathttps://desty.page/ryanachadiat/
Memulai karier di dunia konten sebagai wartawan, Ryan banting setir ke dunia konten digital sejak 10 tahun lalu. Sekarang ia fokus mengembangkan konten untuk Desty.
ARTIKEL TERKAIT

TERBARU

Artikel Lainnya

lainnya Dari Penulis