Retur adalah istilah yang sering kita dengar dalam dunia bisnis dan perdagangan. Tetapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan retur?
Bagaimana cara melakukan retur dengan benar? Mari kita eksplorasi pengertian, proses, dan beberapa contoh retur dalam artikel ini.
Baca Juga: Engagement Adalah: Arti, Kenapa Penting, hingga Cara Meningkatkannya
Retur Adalah…
Retur adalah proses pengembalian barang atau produk oleh pelanggan kepada penjual atau toko setelah mereka melakukan pembelian.
Alasan pelanggan melakukan retur bisa bermacam-macam, mulai dari produk yang cacat, tidak sesuai dengan deskripsi, ukuran yang salah, hingga perubahan pikiran.
Dalam konteks ini, retur adalah istilah yang sangat erat kaitannya dengan poin kedua, yaitu ketika produk yang telah dijual ternyata memiliki cacat atau kerusakan, baik itu disengaja atau disebabkan oleh kelalaian.
Ketika cacat ini ditemukan, hal ini dapat menyebabkan kerugian bagi pembeli yang sudah melakukan pembelian.
Sebagai hasil dari cacat tersebut, penjual bertanggung jawab untuk mengganti kerugian yang diderita oleh pembeli.
Biasanya, dalam situasi seperti ini, barang yang cacat akan dikembalikan kepada penjual.
Singkatnya, retur adalah proses pengembalian barang yang dapat terjadi dalam dua konteks utama: retur penjualan, di mana pelanggan mengembalikan produk kepada penjual, atau retur pembelian, di mana penjual mengembalikan produk kepada pemasok atau produsen.
Ini adalah mekanisme penting dalam dunia bisnis yang memungkinkan penyelesaian masalah dan pemulihan kerugian.
Proses retur yang efektif dan efisien adalah bagian penting dalam menjaga kepuasan pelanggan dan memelihara reputasi bisnis yang baik.
Cara Melakukan Retur dengan Benar
Langkah-langkah yang benar untuk melakukan retur bisa bervariasi tergantung pada situasi dan kebijakan toko atau bisnis.
Berikut beberapa langkah-langkah umum yang dapat membantu kamu memahami cara melakukan retur adalah:
1. Langkah Retur Pembelian
Retur pembelian adalah proses ketika pelanggan mengembalikan produk yang telah dibeli dan meminta pengembalian uang sebagai gantinya.
Misalnya, jika kamu menjual sebuah baju seharga Rp150.000, tetapi pelanggan merasa tidak puas dengan produk tersebut dan ingin mengembalikannya untuk mendapatkan pengembalian uang.
- Pertama, kamu perlu membuat faktur penjualan yang mencatat penjualan asli. Ini mencakup informasi tentang produk, harga, dan jumlah yang dijual.
- Setelah faktur penjualan dibuat, kamu dapat memproses retur penjualan. Ini dilakukan dengan memasukkan nomor faktur penjualan ke sistem.
- Kemudian, kamu perlu membuat faktur retur penjualan untuk menggambarkan pengembalian uang kepada pelanggan.
- Setelah faktur retur penjualan selesai, kamu bisa mengembalikan uang kepada pelanggan sesuai dengan permintaannya.
2. Langkah Retur Penjualan:
Retur penjualan adalah proses di mana kamu memberikan penggantian produk lain sebagai hasil dari retur. Misalnya, jika kamu menjual sebuah celana seharga Rp180.000 dan pelanggan ingin mengembalikannya karena tidak puas, kamu dapat menggantinya dengan celana lain senilai Rp200.000.
- Pertama, kamu harus membuat faktur penjualan awal yang mencatat penjualan produk pertama.
- Kemudian, buat faktur penjualan untuk produk penggantian. Ini mencakup informasi tentang produk yang digantikan dan produk penggantinya, beserta harga yang sesuai.
- Jika ada perbedaan harga antara produk yang dikembalikan dan produk penggantian, tambahkan atau kurangkan jumlah yang sesuai pada faktur penjualan penggantian.
- Proses retur ini selesai ketika pelanggan menerima produk penggantian yang sesuai.
Contoh Kasus Retur Adalah…
Berikut beberapa contoh kasus retur adalah:
1. Barang Cacat
Misalnya, kamu membeli sebuah televisi dan ketika kamu mencoba menggunakannya, layar mati atau ada masalah lain. Ini adalah contoh kasus retur karena produk tersebut cacat.
2. Produk yang Salah
Ketika kamu memesan pakaian online dan ukuran atau warnanya tidak sesuai dengan yang kamu harapkan, kamu mungkin ingin melakukan retur.
3. Pengiriman Ganda
Terkadang, pelanggan bisa menerima dua pengiriman yang sama karena kesalahan sistem atau kurir. Dalam hal ini, pelanggan biasanya diminta untuk mengembalikan salah satu produknya.
4. Perubahan Pikiran
Beberapa toko juga memungkinkan pelanggan untuk melakukan retur jika mereka berubah pikiran setelah membeli produk, meskipun produk tersebut dalam kondisi baik.
Baca Juga: E-Commerce Adalah: Arti, Jenis, Keuntungan, hingga Tantangannya
Retur adalah bagian yang penting dalam rantai pasokan dan penjualan. Ini memungkinkan pelanggan untuk memperbaiki kesalahan atau masalah dengan pembelian mereka dan menjaga kepuasan pelanggan.
Jika kamu ingin mengetahui lebih banyak tentang dunia bisnis, jangan ragu untuk membaca Blog Desty, sumber informasi yang kaya tentang topik-topik bisnis dan banyak lagi. Serta, jangan lupa untuk ikuti media sosial Desty, seperti di Instagram, TikTok, YouTube, dan Twitter. Selamat membaca!